Pengumuman, Waduh, Wall to Wall udah Gak Bisa Lagi ya ? ini Gara" ada Kebijakan Facebook untuk Mengalihkan Live Stream Menjadi Comment Box, Tapi Jangan Khawatir.. Update Status Via Blackberry dan yg lain masih Bisa koq, Mau tau apaan sih Comment Box itu ? Bisa Dilihat Disini, Nah, kalo ada Saran" ttg Gimana cara nge-akalin wall to wall, silahkan Contact Mimin di Facebook Disini atau Twitter @HzCrash, atau Bisa Lewat Fanspage WI Di Disini, Trima Kasih

Rasisme dan Bagaimana Islam Menghadapinya

Penulis on Kamis, 02 Februari 2012

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.” (QS. Ar-Rum 22)

Kita semua mungkin sudah hafal diluar kepala, bahwa rasisme merupakan faham yang sangat ditentang dalam scene Punk/HC, khususnya para pengusung anarkisme. Hampir setiap literatur berupa zine-zine lokal tentang anarkisme dan punk membahas soal penolakan mereka terhadap faham diskriminatif ini. Karena memang dalam pandangan umum yang manusiawi, rasisme layak untuk ditentang.

Rasisme berpikir bahwa ras tertentu adalah superior, diatas ras lainnya. Dalam kata lain, rasisme mengajarkan bahwa ras lain selain ras-nya adalah lebih rendah derajatnya dan layak untuk diperlakukan semena-mena, ditindas, dan dianiaya.

Di Palestina, etnis Arab disana sudah menjadi korban kekerasan rasial sejak tahun 1944 oleh kekejaman etnis Yahudi yang merasa ras-nya superior (zionis). Etnis Arab disana berpuluh-puluh tahun merasakan diusir dari kampung halamannya sendiri, rumah-rumah mereka digusur, sawah-ladang mereka dilindas dengan mesin-mesin berat Caterpillar, yang melawan itu semua harus bersiap menjemput ajal. Para etnis Yahudi garis keras yang rasis tersebut menyebarkan isu-isu rasial yang luar biasa kental dengan aroma kebencian. Hingga akhirnya terus bermunculan tragedi-tragedi pemberangusan etnis Arab di Palestina demi berdirinya negara mereka, Israel.

Kita bisa dengan mudah melihat dokumentasi-dokumentasi pembantaian rasial yang dilakukan tentara Israel kepada warga palestina di youtube. Tinggal ketik saja kata kunci “Sabra Shatila massacre” atau cari saja dokumen lain di Google tentang itu. Didalamnya kita bisa menatap dengan jelas bagaimana anak-anak kecil etnis Arab dipukuli tentara Israel tanpa ampun, ayah-ibunya digorok didepan mata, sampai mengubur hidup-hidup seluruh warga desa. Yang lebih sadis, tentara-tentara rasis tersebut mengumpulkan warga kedalam satu rumah, lalu diledakkan dengan bom.

Bangsa Yahudi sendiri mengaku menjadi korban rasisme pada paruh abad ke-20. Mereka juga pernah mengalami pembantaian besar-besaran dan pemusnahan ras oleh Nazi. Terlepas dari konspirasi lebay yang dilakukan orang-orang Yahudi demi mengambil belas-kasihan dari warga dunia atas tragedi holocaust itu, nyatanya saat ini justru bangsa Yahudi (garis keras) sendiri yang melakukan praktek kekerasan yang lebih parah dan brutal kepada etnis lain (baca: Arab).

Dalam sumber lain, orang-orang Barat sering merepresentasikan etnis Arab dengan figur-figur yang buruk dalam film-filmnya. Dalam buku berjudul “Reel Bad Arabs: How Holywood Vilifies a People”, Jack Shaheen, penulis buku ini mengungkap ratusan film Holywood yang berusaha mencitrakan buruk etnis Arab didalamnya. Sutradara-sutradara Holywood berusaha membuat stereotip negatif bahwa orang Arab itu bodoh, tergila-gila dengan uang, suka main perempuan, jahat, licik, suka hura-hura, dan cenderung emosional. Dan hal itu bukan cuma dicitrakan kepada pemirsa dewasa saja, namun juga sudah mulai dicitrakan kepada audiens yang masih anak-anak sekalipun melalui film-film kartunnya. Upaya pencitraan tersebut jelas adalah praktek rasisme yang nyata di Barat.

Selain etnis Arab yang menjadi sasaran diskriminasi rasial di Barat, ada juga orang kulit hitam. Di Amerika misalnya, orang kulit hitam selalu menjadi bulan-bulanan dimana-mana. Meski saat ini presiden mereka berasal dari kulit hitam, hal itu tidak mengubah dengan mudah stereotip yang sudah mengakar dalam masyarakat. Begitu pula dengan sejarah perampasan tanah milik orang-orang Indian (kulit merah) yang dilakukan imperalis Amerika juga tidak luput dengan motif rasisme.

Sebelum tulisan ini saya lanjutkan, ada dua hal yang mesti saya jelaskan secara singkat. Pertama, perlu kita ketahui, memang tidak seluruh orang yahudi selalu menganut rasisme dan fasisme layaknya zionis. Karenanya saya tidak akan membahas umat Yahudi yang “baik-baik saja”. Saya akan lebih fokus pada mereka yang mempraktekkan rasisme kepada etnis Arab saja. Kedua, saya tidak sedang melihat hal ini dari sisi hak asasi manusia. Karena menurut saya itu sudah terlalu banyak yang membahas. Orang-orang penganut liberalisme dan sosialisme sudah biasa menggunakan parameter itu. Kali ini saya akan sedikit membahasnya dari sudut pandang yang berbeda. Yaitu menurut agama saya, Islam. Dan mungkin juga agama anda, yang sudah anda anut puluhan tahun sejak kecil lalu terabaikan begitu saja.


Rasisme dalam pandangan Islam.

Didalam ajaran Islam sama sekali tidak memberikan celah untuk praktek rasisme. Islam sangat mengecam dan mengikis habis berbagai bentuk penindasan atau penzaliman atas nama ras. Dalam Al-Quran Surat Ar-Rum ayat 22 dijelaskan bahwa manusia diciptakan berbeda-beda rupa dan warna kulitnya, serta masing-masing memiliki bahasa dan budaya sendiri. Adanya keanekaragaman ras, etnis dan suku justru seharusnya bisa mendorong manusia untuk saling mengenal satu sama lain, saling menghargai dan menghormati, dan saling melindungi (lihat QS. Al Hujuraat 13). Disamping itu dalam surat lain ditambahkan agar kita bisa saling bekerjasama, tolong menolong dan bahu-membahu dalam meraih kebahagiaan,serta mengatasi masalah bersama (lihat QS. Al Maidah 2).

Islam menganggap kemuliaan seseorang tidak ditentukan oleh seberapa tinggi derajat ras atau silsilah nenek moyangnya, namun ukuran kemuliaan dilihat dari seberapa besar ketaqwaannya (lihat QS. Al Hujuraat 13). Karenanya Islam juga melarang keras perilaku mengejek, melecehkan atau menjatuhkan ras lain.

Islam juga menekankan perintah untuk berlaku adil dan baik kepada manusia, apapun rasnya dan tidak diperkenan berbuat zalim, munkar, keji dan melampaui batas (ghuluw)(QS. An Nahl 90). Dalam Surat Al-Isra’ 33, bahkan ada larangan keras membunuh manusia tanpa alasan yang dibenarkan. Jangankan membunuh, melakukan penindasan saja sudah diharamkan, merampas hak orang lain pun demikian.

Bukti-bukti yang ada tentang agama-agama didunia, Islam adalah satu-satunya agama yang dengan tegas menentang dan berupaya melepaskan manusia dari belenggu perbudakan. Bagi anda yang bukan beragama Islam, mungkin bisa saja mengatakan tulisan ini cuma “ngecap” yang selalu bilang nomor satu. Tapi bukti-bukti sejarah-lah yang berbicara. Dalam Islam, jika ada yang bisa membebaskan budak, maka disediakan ganjaran yang luar biasa besar oleh Allah Swt. Ketika Rasulullah Saw masih hidup, beliau gencar mengkampanyekan pembebasan budak. Tidak sedikit para sahabat yang berlomba-lomba memerdekakan budak ketika itu. Rasulullah Saw sendiri membebaskan 63 budak selama hidupnya. Istri beliau, Aisyah r.a. memerdekakan 67 budak. Abdullah bin Umar, membebaskan 1000 orang budak, dan yang luar biasa Abdurrahman bin Auf sampai membeli 30.000 budak kemudian dimerdekakan.

Ketika Rasulullah Saw melakukan haji yang terakhir kalinya (yang dikenal sebagai Haji Wada’), beliau Saw berkhutbah dengan pesan-pesan yang luar biasa hikmahnya. Khutbah ini begitu menggetarkan hati karena para sahabat mulai merasa bahwa khutbah tersebut adalah khutbah perpisahan sebelum beliau Saw meninggal dunia. Waktu itu di bukit Arafah, tepat pada hari Jumat, 9 Dzulhijjah 10 Hijriah, disaksikan ribuan jamaah haji lainnya, beliau berkata,”Wahai manusia, dengarlah baik-baik. Aku tidak tahu apakah tahun depan aku masih dapat bersama kalian. Simaklah apa yang akan aku katakan dan sampaikanlah kepada mereka yang tidak dapat hadir saat ini….Setiap manusia adalah anak Adam dan Hawa. Orang Arab tidak lebih istimewa dari orang selain Arab. Demikian pula orang kulit putih tidak lebih istimewa dibanding orang kulit hitam. Dan orang kulit hitam tidak lebih istimewa dibanding orang kulit merah; kecuali karena taqwa dan amal shalihnya. Ketahuilah bahwa setiap muslim adalah saudara bagi orang muslim lainnya. Tidak boleh ia mengambil sesuatu milik saudaranya kecuali dengan izin dan ridhanya. Jangan kalian saling menzalimi. Ingatlah satu hari nanti kalian akan bertemu Allah dan mempertanggungjawabkan semua perbuatan kalian.” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ahmad, Abu Daud, Ibnu Khuzaymah, Ibnu Hibban, dll)

DR. Syamsuddin Arif, seorang pemikir Islam yang berdomisili di Malaysia, pernah menulis tentang makna khutbah ini:

“Khutbah ini merupakan menumen dalam sejarah pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi manusia (HAM), dideklarasikan 1300 tahun silam sebelum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia pada 10 Desember 1948.”

Memang kita bisa memaknai secara langsung bahwa 1400 tahun yang lalu Rasulullah Saw sudah menolak tindakan rasisme dalam bentuk apapun. Mulai superioritas sampai diskriminasi dan perampasan hak. DR. Syamsuddin Arif juga menambahkan, bahwa Rasulullah Saw menyeru tentang kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan jauh lebih awal sebelum Revolusi Perancis meneriakkan jargon “liberte, egalite, fraternite.” Ini juga berarti apa yang dilakukan Rasulullah Saw dan para sahabat terhadap kebebasan hak-hak setiap manusia merupakan aksi yang sangat revolusioner. Bahkan lebih revolusioner dibandingkan revolusi apapun yang pernah ada didunia setelah itu.

sumber: http://www.undergroundtauhid.com/rasisme-dan-bagaimana-islam-menghadapinya/



Anda sedang membaca artikel tentang Rasisme dan Bagaimana Islam Menghadapinya dan anda bisa menemukan artikel Rasisme dan Bagaimana Islam Menghadapinya ini dengan url https://watchinginfo.blogspot.com/2012/02/rasisme-dan-bagaimana-islam.html?m=0,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Rasisme dan Bagaimana Islam Menghadapinya ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Rasisme dan Bagaimana Islam Menghadapinya sumbernya.

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar

Blog Ini Bersifat Do Follow yg Berarti dpt Memberikan Backlink Gratis Kpd Blog Anda Jika Berkomentar Dibawah ini :

"Komentar Harus Bersifat Membangun Dan Tidak Menjatuhkan akan Kami Hargai"