Seberapa bagus performa seseorang pada interview akan sangat dipengaruhi oleh seberapa bagus dia menyiapkan diri untuk itu. Dalam banyak kasus, kurangnya persiapan akan membuat rasa PeDe jadi terkikis. Bahkan jika Anda sudah beruntung dengan menjadi kandidat favorit dan hampir bisa dipastikan akan meraih posisi yang Anda kejar, tetap saja Anda perlu lakukan persiapan untuk perbesar kemampuan Anda dalam menegosiasikan gaji.
Anda mungkin pernah mendengar ada orang yang berkoar-koar bahwa mereka tak pernah kok lakukan persiapan untuk hadapi tes wawancara kerja dan ternyata wawancaranya juga berlangsung oke-oke saja. Jika kita lakukan penelusuran lebih dekat, maka biasanya yang terjadi adalah beberapa hal ini:
- Dia memang beruntung – ada di tempat yang tepat pada saat yang tepat;
- Dia punya koneksi yang bagus;
- Dia bermain di pasar tenaga kerja di mana terdapat permintaan yang tinggi dengan suplai yang rendah;
- Dia melamar pada pekerjaan yang tak berada jauh dari zona nyaman mereka; atau
- Dia melamar kerja secara internal (dalam perusahaan) dan pesaingnya adalah kandidat dari luar.
Persiapan untuk interview ini menjadi lebih terasa pentingnya ketika kita melihat sifat dasar dari tes wawancara kerja. Dalam interview, tidak hanya Anda diminta untuk menjual (kompetensi) diri dalam lingkungan yang kompetitif, namun juga dituntut untuk bisa mengkompres bongkahan informasi yang panjang lebar serta beragam dalam bentuk yang: rapi, runtut, padat namun tetap bisa dimengerti, tidak menimbulkan konotasi negatif, serta berisi informasi yang interviewer memang ingin dengar. Ya wajar lah kalau lantas tingkat stres seseorang bisa meningkat karenanya.
Tapi ternyata bukan hanya karena itu; interview secara mendasar adalah aktivitas yang jarang dilakukan, sehingga kebanyakan orang tidak cukup familiar dan tentu akan canggung dalam menghadapinya. Tidak hanya itu, kebanyakan orang Indonesia masih sungkan untuk mengatakan perihal semisal,”Saya ahli dalam melakukan A, dalam menjual XYZ”. Bagi banyak orang, tes wawancara kerja menjadikannya melakukan hal-hal/tindakan yang tidak biasa dilakukan dalam keseharian. Oleh karenanya, persiapan menjadi prasyarat yang wajib.
So, persiapan yang baik untuk interview akan menguntungkan anda dalam:
- Meningkatkan rasa PeDe & kemantapan diri
- Membantu menjawab pertanyaan secara ringkas dan berisi, alih-alih buang waktu untuk sekedar sampaikan poin yang simple
- Membantu Anda dalam mengetahui apa yang perlu dikatakan dan bagaimana menyampaikannya
- Membantu Anda dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan susah
- Membantu Anda dalam menghindari ucapan-ucapan yang akan menimbulkan kesan negatif
- Meningkatkan kemampuan rapport-building Anda.
Meskipun begitu, ada juga yang namanya persiapan yang salah. Salah satunya adalah berlatih dengan mengulang-ulang jawaban umum milik orang lain. Memang itu bisa sih ngasih semacam gambaran tentang gimana bentuk jawaban yang bagus; tapi itu juga bisa malah merugikan. Perlu kita pahami bahwa dalam banyak kasus, tidak ada yang namanya jawaban tunggal untuk setiap pertanyaan. Apa yang dianggap jawaban mantab bagi seorang pewawancara bisa jadi malah dianggap cupu oleh yang lain. Seseorang bisa saja menghafal luar kepala jawaban milik orang lain, persis sampe kata per kata. Tapi dikhawatirkan hal ini malah membuat dia jadi terkesan kurang tulus atau genuine, serta tampak rada tidak masuk akal ketika kemudian pertanyaan lanjutan - yang belum pernah dihafal jawabannya- diajukan.
Lantas bagaimana sih persiapan interview yang benar?
Salah satu kunci terpentingnya adalah dengan mengetahui perihal apa yang penting bagi pewawancara dan apa-apa yang mereka butuhkan. Kebanyakan pewawancara -entah mereka nyadar apa nggak- biasanya ingin mendengar tiga hal dari Anda.
Can you do the job? Dengan kata lain, kamu punya nggak seluruh kompetensi, wawasan, pengalaman atau potensi untuk perform bagus di kerjaan ini? Pewawancara ingin tahu apa-apa yang pernah Anda lakukan, bagaimana Anda melakukannya dan bagaimana hasilnya.
Kamu bakal cocok nggak dengan orang-orang ( yang sekarng sudah kerja) dan budaya yang sudah berkembang di sini? Ini adalah pertanyaan penting – tidak ada yang pengen kerja dengan seseorang yang tidak disukai, meskipun kompetensinya ada.
Seberapa termotivasinya Anda ini? Seberapa besar sih tekad dan keinginan Anda untuk meraih posisi yang Anda incar?
Tiidak ada jalan singkat untuk melatih kemampuan interview. Begitu Anda sudah menyiapkan jawaban yang mantap, Anda perlu duduk, melatihnya hingga lancar, dan bukan sekedar hafal. Penting sekali untuk melatih jawaban Anda keras-keras, alih-alih sekedar dilamunin dalam pikiran. Kebanyakan orang menemukan perbedaan antara apa yangmereka pikirkan dan apa yang benar-benar terucap dari pikiran itu.
Sebenarnya cara yang paling ampuh ya dengan melakukan banyak tes wawancara, bahkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak Anda minati. Setelah interview berakhir, Anda hubungi pewawancara untuk meminta umpan balik. Tapi rasa-rasanya males ya latihan dengan cara seperti ini
Ada baiknya Anda mensimulasikan tes wawancara kerja dengan bantuan teman yang kooperatif (bisa diajak serius). Semakin nyata situasi yang bisa Anda simulasikan, semakin tinggi benefit yang bisa Anda dapat. Kalau bisa, jangan diktekan pertanyaan-pertanyannya ke teman Anda. Tapi kalau dia memang tidak ada gambaran, ya kasih aja daftar pertanyaan, dan suruh dia untuk memilih. Yang jelas, pembelajaran penting yang perlu Anda dapat di simulasi ini adalah dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tak terduga. Lalu jangan sungkan untuk minta umpan balik ke teman Anda. Kadang kan ada teman yang sungkan kalau ngasih kritikan. Pastikan Anda juga bisa bersikap baik dalam menerima kritik, yang bahkan tidak disampaikan bersama dengan masukan perbaikan.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar
Blog Ini Bersifat Do Follow yg Berarti dpt Memberikan Backlink Gratis Kpd Blog Anda Jika Berkomentar Dibawah ini :
"Komentar Harus Bersifat Membangun Dan Tidak Menjatuhkan akan Kami Hargai"